Guru Deso Sukarelawan Bersuara

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 adalah setiap warga negara dijamin mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang layak serta perumahan/sarana penghidupan sebagai tempat tinggal juga yang layak bagi kemanusiaan oleh negara.

Hal ini menunjukkan bahwa negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk  menyediakan Pekerjaan dengan penghasilan layak dan sarana penghidupan yang layak untuk ukuran kemanusiaan atau dengan kata lain setiap warga negara harus ada dalam batas hidup sejahtera

Pembatasan usia untuk   mengabdi pada Negara dan bangsa   sangat bertentangan dengan nafas UUD 1945. Pembatasan usia untuk melamar CPNS 2018 perlu ditinjau kembali yang aturannya melukai warga Negara yang siap mengabdi pada negeri ini.

Tak ada lagi warga negara lulusan SD, SMP, SMU atau Sarjana, dan apapun latar belakang pendidikannya, yang dibatasi haknya untuk mendapat pekerjaan..!!

Sehingga  pasal  ini  berbicara  tentang  hak  setiap  warga  negara  Indonesia untuk dijamin hidup dengan layak oleh Negara.

Sangat setuju dengan suara bulat PGRI

Penulis Guru Deso

Jadi Guru Profesional Tidak Sulit Hanya Butuh 13 Kunci

Tulisan ini pertama kali dibuat 6 November 2009

1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuan mendengar dengan seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.

7. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.

9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

11. Mengajar siswa untuk belajar bagaimana belajar.
Sebuah hal yang tidak mudah membuat proses pembelajaran yang ‘padat’ proses. Padat proses yang saya maksud adalah guru membiarkan siswa nya menemukan sendiri pertanyaannya atau pertanyaan yang guru berikan. Banyak guru yang memotong proses itu dengan alasan waktu yang sempit dan tuntutan kurikulum yang banyak. ada situs yang bisa menerangkan dengan baik mengenai strategi membuat siswa bisa menemukan sendiri pertanyaannya dengan metode yang disebut sebagai visual thinking . http://www.pz.harvard.edu/projects/visible-thinking
UPDATE 2 Januari 2017

12. Punya semua sifat baik kepada sesama guru.
Sebagai seorang dewasa seorang guru mesti punya sifat sebagai seorang yang baik kepada sesama guru. Sifat yang baik yang saya maksud adalah sifat rendah hati, mau berbagi pengetahuan, fleksibel dan mengedepankan prasangka baik, bersifat inklusif dan bukan ekslusif dan bersedia membantu guru lain yang perlu bantuan semampunya. Semua sifat yang saya sebutkan sangat perlu dalam membuat sebuah sekolah menjadi komunitas pembelajar dan bukan sebuah sekolah yang isinya adalah guru senior yang berkuasa dan guru yunior yang pasrah diapakan dan disuruh apa saja oleh guru yang lebih dulu hadir di sekolah itu.

13. Punya pengetahuan yang mumpuni mengenai media sosial.
Berapa banyak guru yang kita kenal baik dalam keseharian namun ‘nyinyir’ di media sosial. Ia tampil sebagai sosok yang menghakimi, menghujat dan membuat orang yang membacanya jadi gerah sendiri. Ia bisa katakan bahwa hanya memforward artikel namun pilihan artikel nya berasal dari media yang tidak terdaftar di dewan pers alias media tidak jelas. Sebagai guru adalah pilihan, ia mesti sadar bahwa hiruk pikuk politik tidak mesti ia ikuti dengan tegang dan marah atau bahkan dengan enteng memberi cap pada pihak yang bersebrangan sebagai pihak yang salah dan perlu dihakimi. Sebagai guru ada baiknya hadir sebagai contoh dalam penggunaan media sosial yang bijak. Think before you post.
Judul Asli : 13 ciri guru profesional
Diambil dari sumber : https://gurukreatif.wordpress.com

Dewi Sartika Pahlawan Pendidikan Indonesia

biografi-dewi-sartikaRaden Dewi Sartika adalah seorang tokoh wanita pelopor pendidikan yang ada di Indonesia. Ia berjuang keras dalam mewujudkan pendidikan yang layak bagi kaum wanita pada saat itu, yang di mana pada saat itu wanita masih belum mendapatkan pendidikan yang layak sehingga menyebabkan kaum wanita pada saat itu sering dipandang remeh oleh kaum laki-laki yang berpendidikan tinggi.

Dewi Sartika lahir pada tanggal 4 Desember di Bandung, Jawa Barat. Orang tuanya berasal dari priyayi Sunda, yang bernama Raden Somanagara dan Raden Ayu Rajapermas. Ayahnya merupakan pejuang kemerdekaan pada masa itu. Kedua orang tuanya bersikeras untuk menyekolahkannya Sartika di Sekolah Belanda walaupun hal tersebut bertentangan dengan budaya adat pada waktu itu.Lanjutkan membaca